©pexels
Orang berusia awal 20-an menganggap bahwa quarter life crisis adalah fase yang meresahkan dan harus diatasi secepat mungkin. Tidak sedikit pemuda Indonesia beranggapan bahwa hanya mereka seorang yang mengalami fase ini. Kabar baiknya, quarter life crisis sangat normal dan wajar dihadapi oleh pemuda seusianya.
Sodexo juga menyadari fenomena tersebut pada generasi milenial dan Gen-Z. Karena itu, kami mengulasnya secara lengkap dalam artikel ini! Simak sampai selesai supaya Anda lebih mengenal salah satu fase kehidupan ini.
Apa itu Quarter Life Crisis?
Quarter life crisis adalah kondisi seseorang berusia 20 sampai 30-an mengalami krisis emosional terhadap dirinya sendiri. Quarter life crisis alias krisis seperempat abad ditandai dengan perasaan khawatir akan masa depannya, takut gagal, dan meragukan kemampuannya sendiri.
Pemuda yang mengalami quarter life crisis atau disingkat disingkat QLC cenderung mencemaskan kehidupannya pada masa masa mendatang. Alasannya, masa depan memang penuh ketidakpastian, mulai dari finansial, karier, tujuan hidup, hubungan sosial, bahkan hubungan asmara. Selain itu, mereka juga sering meragukan keberadaannya sebagai seorang manusia.
Apa Saja Penyebab Quarter Life Crisis?
Penyebab quarter life crisis bisa datang dari dalam diri sendiri maupun lingkungan di sekitar kita. Namun, faktor internal memainkan peranan besar dalam memicu fase ini. Berikut ini penjelasan mengenai penyebab munculnya kondisi tersebut.
1. Ketakutan secara Tidak Wajar
Ketakutan dan kebimbangan sejatinya merupakan perasaan yang wajar dialami seseorang. Masalahnya, ketakutan berlebihan dan tidak wajar terhadap suatu hal membuat Anda tidak mampu berpikir jernih. Perasaan seperti ini bisa memicu quarter life crisis dalam hidup Anda.
2. Sulit Mengambil Keputusan
Perasaan takut atau khawatir juga dapat membuat Anda sulit mengambil keputusan. Tindakan tersebut muncul karena Anda takut merasa gagal atau menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut. Kondisi tersebut justru memperparah quarter life crisis yang sedang dialami.
3. Tidak Ada Tujuan Pasti
Penyebab ini masih berkaitan dengan poin pertama. Ketakutan dan kekhawatiran berlebihan disebabkan karena Anda tidak atau belum memiliki tujuan yang pasti. Padahal, tujuan sekecil apa pun diperlukan supaya Anda tidak terjebak dalam fase ini.
4. Tekanan dari Lingkungan Sekitar
Lingkungan sekitar, baik dunia nyata maupun dunia maya, bisa menjadi pemicu terbesar quarter life crisis. Anda melihat pencapaian teman sebaya, pernikahan mantan kekasih, atau mendengar rentetan pertanyaan mengenai kehidupan. Kondisi tersebut membuat Anda merasa frustasi dan tertekan sehingga Anda mulai meragukan diri sendiri.
Baca Juga: Bagaimana Cara Menghargai Usaha Orang Lain?
Apa Saja Tanda-Tanda Quarter Life Crisis?
Banyak orang tidak menyadari tanda-tanda quarter life crisis yang kentara melalui sikap dan perilakunya. Akibatnya, mereka kesulitan dalam mengatasi fase ini. Kondisi ini bisa berujung pada depresi berat jika tanda-tanda tersebut tetap diabaikan. Anda perlu mewaspadai tanda-tanda quarter life crisis agar lebih mudah dalam mengatasinya. Apa saja?
1. Merasa Tidak Pernah Bahagia
Anda telah memperoleh banyak pencapaian atau berhasil memenuhi target hidup, tetapi tetap tidak merasa bahagia. Penyebabnya bermacam-macam, seperti kehilangan tujuan hidup atau berusaha terlalu berlebihan.
2. Tertekan karena Media Sosial
Media sosial sebagai sarana hiburan bergeser fungsinya menjadi sasaran atau target hidup. Anda akan melihat banyak peristiwa di media sosial dan mulai merasa tertinggal. Akibatnya, Anda merasa tertekan ketika bermain media sosial sehingga memicu quarter life crisis.
3. Bingung Tentang Tujuan Hidup
Tanda berikutnya adalah munculnya pertanyaan mengenai tujuan hidup dan eksistensi di kepalamu. Pertanyaan tersebut membuat frustasi lantaran jawabannya belum bisa ditemukan.
4. Jarang Bersenang-senang
Akibat melihat pencapaian teman sebaya, Anda menjadi lebih ambisius dan berusaha memenuhi tujuan hidup. Kondisi tersebut bagus, tetapi Anda jadi jarang bersenang-senang dan bersantai. Anda pun lebih menarik diri dari lingkaran sosial karena merasa tidak ada gunanya.
5. Aktualisasi Diri Berlebihan
Aktualisasi diri ini diwujudkan dengan berlibur ke luar negeri, membeli barang mahal, atau menjalani gaya hidup hedonisme. Anda menganggap bahwa tindakan tersebut merupakan ciri khas orang sukses, padahal bukan.
6. Merasa Kalah Saing
Perasaan kalah saing dan seringkali membandingkan diri dengan orang lain apalagi ditambah terus menerus ingin memiliki tanggung jawab yang lebih banyak. Hal itu merupakan salah satu tanda fase quarter life crisis. Misalnya seperti kalah saing dalam hal pendidikan, keuangan, ataupun karir pekerjaan.
7. Merasa Tidak Bebas
Kebalikannya dari merasa kalah saing, ketika Anda melihat ke diri sendiri bisa jadi merasa bahwa Anda mempunyai terlalu banyak beban tanggung jawab di umur yang masih muda. Usia 20-an merupakan masa peralihan dari remaja akhir menuju usia dewasa, hal itulah yang memunculkan perasaan tidak bebas ini. Anda merasa masih terlalu muda untuk memiliki beban yang terlalu banyak.
8. Menyadari Kelebihan dan Kekurangan Diri Secara Berlebihan
Tanda berikutnya dari fase quarter life crisis adalah terlalu menyadari kelebihan dan kekurangan dari diri sendiri sehingga terjebak untuk dapat melakukan perkembangan dalam hidup.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Overthinking selama Bekerja
Bagaimana Cara Menghadapi Quarter Life Crisis?
Fase ini mungkin saja berlangsung hingga Anda berusia 30-an, tetapi Anda bisa mengatasinya sedini mungkin. Ada beberapa kebiasaan positif yang harus dilakukan secara rutin supaya quarter life crisis tidak menjadi momok yang menghambat hidup Anda. Lakukan cara di bawah ini untuk menghadapi quarter life crisis.
1. Kenali Diri Anda Seutuhnya
Mulailah dengan mengetahui segala hal dalam diri Anda, seperti kelebihan, kekurangan, cita-cita, impian, bahkan rencana hidupmu. Anda pun akan merasa puas sehingga tidak akan membandingkan diri dengan orang lain.
2. Anggap Quarter Life Crisis sebagai Fase yang Wajar
Terapkan mindset bahwa quarter life crisis merupakan fase yang normal dan wajar dialami oleh pemuda seusia Anda. Solusi ini membuat Anda tidak lagi merasa sendirian dalam menghadapi quarter life crisis. Anda pun berani terbuka dan mulai berbagi masalah ini dengan orang terdekat.
3. Perbaiki Finansial dan Rencana Hidup
Berdiam diri dan tidak mengambil tindakan justru bisa memperparah kondisi quarter life crisis. Anda harus mulai membenahi hidup, salah satunya memperbaiki kondisi finansial. Selain itu, buat juga rencana hidup yang baru dan tidak muluk-muluk untuk dipenuhi.
Baca Juga: Kehabisan Ide? Ini 5 Cara Meningkatkan Kreativitas
4. Hindari Hubungan yang Tidak Sehat
Toxic relationship bisa terjadi pada hubungan pertemanan ataupun asmara. Anda perlu mengenali tanda-tandanya dan segera memutuskan hubungan tersebut apabila sudah tidak membawa dampak positif agar stabilitas diri Anda tidak terganggu di kemudian hari.
5. Fokus pada Masa Kini, Berharap pada Masa Depan
Kemudian, tetaplah fokus dan produktif mengerjakan apa pun yang bisa dilakukan saat ini. Lakukan yang terbaik dalam setiap kegiatan Anda. Jangan lupa untuk terus berharap bahwa masa depan Anda akan lebih baik apabila Anda terus bersikap positif pada masa kini.
6. Bersyukur
Bersyukur merupakan hal yang paling mudah sekaligus paling sulit untuk bisa dilakukan. Tetapi setidaknya, mengucap rasa syukur kepada hal-hal sekecil apapun perlu dilakukan untuk menghadapi quarter life crisis. Jika bersyukur sudah dibiasakan dalam hidup Anda, maka ketenangan batin pun semakin terjaga.
7. Berhenti Membandingkan Diri dengan Orang Lain
Walaupun ada pepatah yang menyebutkan 'rumput tetangga akan terlihat lebih hijau', namun hidup masing-masing orang tentunya berbeda-beda dan memiliki waktu suksesnya tersendiri. Maka dari itu, cobalah untuk berhenti membandingkan diri Anda dengan orang lain dan cepat atau lambatnya kesuksesan seseorang tidak diukur oleh satu waktu saja.
8. Fokus pada Passion
Terakhir, fokuslah pada hal yang memang menjadi passion Anda. Jangan terpaku dengan tuntutan orang lain untuk mengikuti kemauannya, kecuali jika Anda memang menyetujuinya. Cobalah untuk evaluasi diri, hal apa yang Anda sukai, kuasai, dan mampu untuk dilakukan dengan senang hati. Buat tujuan yang baik serta positif, dan juga selalu menerima segala masukan yang membangun dari orang lain demi membuat Anda berkembang.
Kesimpulannya, quarter life crisis adalah kondisi yang wajar dialami oleh pemuda berusia 20 sampai 30-an. Kendati demikian, fase ini harus diatasi agar tidak mengganggu kehidupan Anda saat ini.
Anda pasti menemukan karyawan atau orang terdekat yang sedang mengalami quarter life crisis dalam hidupnya. Sebagai tim HRD, cobalah dorong mereka untuk mengambil cuti. Berikan juga voucher belanja elektronik Sodexo ePass untuk memotivasi mereka agar terus semangat menghadapi fase ini.
Karyawan Anda bisa menikmati cuti sekaligus berbelanja di lebih dari 480 merchants dan 25.000 outlets dengan voucher belanja Sodexo ePass. Pikiran mereka akan lebih rileks dan segar karena hadiah sederhana ini. Hubungi tim Sodexo dan dapatkan harga spesial dengan syarat dan ketentuan yang berlaku.