©pexels
Istilah ‘Asal Bapak Senang’ (ABS) tidak lagi relevan pada masa kini. Anda harus berani menghadapi ekspektasi atasan meskipun mereka memiliki harapan tinggi. Perasaan tidak bahagia justru timbul apabila selalu berusaha untuk memenuhi ekspektasi atasan yang kurang realistis.
Sodexo akan membagikan tips menghadapi ekspektasi tinggi dari atasan. Simak artikel ini sampai selesai!
Apa Contoh Ekspektasi Tinggi dari Atasan Kantor?
Atasan terkadang memang mengutarakan ekspektasi yang sulit untuk dicapai. Pertanyaannya, apakah ekspektasi tersebut memang tergolong tinggi atau merupakan bagian dari kewajiban? Anda tidak berhak memprotes jika atasan berekspektasi untuk terus disiplin dan menyelesaikan tugas sesuai tenggat waktu yang dijadwalkan. Maka dari itu, kita harus bisa membedakan mana ekspektasi yang sesuai dengan kewajiban pekerjaan sesuai level masing-masing dengan ekspektasi yang kurang realistis.
Lantas, apa saja ekspektasi atasan yang bisa dibilang tidak realistis? Lihat beberapa contoh di bawah ini.
Baca Juga: 5 Cara Mengatasi Atasan yang Menyebalkan
1. Tidak Mengambil Cuti Tahunan
Sebagai karyawan, Anda berhak mengambil cuti tahunan untuk menghilangkan penat. Atasan seharusnya tidak melarang untuk cuti atau bahkan bekerja ketika kondisi sedang kurang sehat. Hal tersebut justru berakibat buruk pada kualitas hasil pekerjaan Anda.
2. Mengerjakan Tugas di Luar Job Description
Ada pula atasan yang mengharapkan Anda bisa mengerjakan tugas di luar job description yang telah disepakati. Contohnya, Anda bekerja di tim digital marketing bagian periklanan, tetapi diharapkan bisa mengurus website perusahaan. Ekspektasi ini kurang wajar, apalagi Anda tidak memiliki kemampuan mumpuni untuk mengerjakan tugas tersebut.
3. Selalu Menyetujui Perintah Atasan
Bagi beberapa atasan, mereka menganggap perintah atau pendapatnya selalu benar dan tidak bisa dibantah. Anda tidak harus menyetujui pendapat atasan, apalagi pendapat tersebut tidak sejalan prinsip yang diikuti serta melanggar aturan.
4. Selalu Mengetahui Isi Pikiran Atasan
Hal ini sangat dirasakan bagi karyawan yang telah bekerja bertahun-tahun lamanya. Faktanya, Anda tidak bisa membaca pikiran mereka, dan sebaiknya tidak menebak-nebak apa yang diharapkan atasan.. Asumsi mengenai isi pikiran mereka akan muncul kalau tidak berani untuk menanyakan maksud perkataannya.
Bagaimana Tips Menghadapi Ekspektasi Tinggi dari Atasan?
Menghadapi ekspektasi atasan bukan berarti Anda melawan mereka. Anda tetap menghormati atasan sebagai pemimpin, tetapi tetap mampu membuat batasan dalam pekerjaan. Simak tips dalam menghadapi ekspektasi mereka di bawah ini.
1. Pahami Tujuan atau Perspektif Atasan
Atasan selalu memiliki tujuan atau perspektif saat menyampaikan ekspektasinya. Anda harus memahami tujuan tersebut agar mampu memosisikan diri selama bekerja. Carilah solusi apabila merasa masih mampu memenuhi ekspektasi tersebut.
2. Komunikasikan Kendala saat Bekerja
Kendala selama bekerja bisa datang dari ekspektasi tinggi, apalagi ekspektasi tersebut ingin segera diwujudkan. Cobalah untuk membicarakan kendala tersebut kepada atasan. Atasan yang baik pasti akan membantu Anda untuk beradaptasi secara perlahan agar mampu memenuhi ekspektasi.
3. Buat Batasan terhadap Pekerjaan
Anda mungkin berharap bisa memenuhi ekspektasi atasan demi kemajuan karier. Namun, buatlah batasan penting dalam diri sendiri terkait pekerjaan, contohnya: tidak mengerjakan tugas di luar job description. Niscaya Anda tidak akan merasa kelelahan dan tidak nyaman dalam bekerja.
4. Minta Bantuan Rekan Kerja
Tujuan pekerjaan pasti akan tercapai jika ada sikap kooperatif antar rekan kerja. Oleh karena itu, mintalah bantuan pada rekan kerja saat Anda tidak mampu menyelesaikan pekerjaan. Kerja sama justru dapat mengurangi tekanan sehingga pekerjaan selesai dengan baik.
5. Buat Skala Prioritas
Buatlah skala prioritas dahulu sebelum membagi pekerjaan dalam jadwal. Mengapa? Anda bisa mengetahui tugas yang mendesak serta mendahulukannya. Perasaan lega pun muncul saat berhasil menyelesaikan tugas terberat selama bekerja.
Baca Juga: 7 Tipe Pemimpin yang Disukai oleh Karyawan
Bagaimana Contoh Ekspektasi Atasan yang Ideal?
Anda tidak bisa melabeli semua ekspektasi atasan itu berlebihan karena ada ekspektasi atasan yang ideal dan masih bisa dipenuhi. Ekspektasi tersebut selalu berkaitan dengan tanggung jawab.
1. Memiliki Sikap Disiplin
Atasan tentu berharap bahwa Anda memiliki sikap disiplin selama bekerja, seperti masuk tepat waktu dan selalu menyelesaikan pekerjaan sebelum deadline. Sikap ini akan membantu pekerjaan lebih cepat selesai sehingga perusahaan bisa mencapai target tepat waktu.
2. Selalu Menolong Rekan Kerja
Wajar jika atasan berharap Anda membantu rekan kerja dalam pekerjaan. Mereka ingin Anda memiliki skill kepemimpinan dan salah satu cara untuk melatihnya adalah menolong orang lain. Ekspektasi ini tidak sulit untuk dipenuhi, cukup lakukan saja hal-hal kecil yang bisa membantu rekan kerja Anda.
3. Mau Mengembangkan Potensi
Pengembangan potensi sangat berguna agar Anda bisa mengikuti perkembangan dunia kerja yang selalu cepat. Anda hanya perlu meluangkan waktu untuk mengembangkan skill atau mempelajari hal-hal baru terkait dunia kerja.
4. Belajar dari Kesalahan
Siapa pun pasti tidak mau mengulangi kesalahan yang sama. Itulah alasan atasan tidak ingin Anda merasa terintimidasi dan mau belajar dari kesalahan. Kesalahan bisa membantu Anda agar lebih efektif selama bekerja.
Bagaimana Ekspektasi Karyawan terhadap Atasan?
Bagi atasan, tidak ada salahnya mengetahui ekspektasi karyawan Anda. Contoh ekspektasi di bawah ini bisa menjadi bahan introspeksi agar Anda bisa menjadi atasan terbaik untuk mereka. Apa saja ekspektasi karyawan?
1. Kesempatan Berpendapat
Karyawan selalu memiliki beberapa ide atau pendapat yang berguna untuk pekerjaan. Oleh karena itu, dalam forum diskusi, tanyakan pendapat karyawan dan dengarkan apa yang mereka pikirkan.. Berikan mereka ruang untuk berpendapat untuk mengutarakan pikirannya.
2. Adil dan Terbuka
Karyawan akan menghormati Anda saat berperilaku tegas dan disiplin asalkan diterapkan secara adil. Selain itu, mereka juga mengharapkan keterbukaan saat memberlakukan sebuah keputusan atau aturan baru. Berikan mereka alasan logis jika Anda menetapkan aturan baru dalam bekerja.
3. Mengkritik secara Privat
Karyawan tidak akan merasa nyaman saat Anda mengkritik mereka di depan orang lain. Ajaklah karyawan untuk berbicara empat mata di salah satu ruangan jika Anda merasa mereka memerlukan koreksi. Selain karyawan lebih paham mengenai hal yang perlu diperbaiki, ini sekaligus membuka ruang diskusi dengan karyawan sehingga bisa memahami kondisi masing-masing.
4. Mendapatkan Apresiasi
Karyawan mana pun pasti memiliki keinginan untuk memperoleh apresiasi atas hasil kerja kerasnya. Apresiasi dapat meningkatkan kepercayaan diri dan semangat bekerja dalam diri mereka. Berikan mereka apresiasi di forum kantor saat berhasil meraih sebuah pencapaian atau dedikasi yang telah diberikan.
Baca Juga: 10 Tips Membangun Komunikasi yang Sehat di Tempat Kerja
Apresiasi bisa pula diberikan sesuai tipe bahasa kasih (love language) karyawan Anda. Contoh apresiasi di atas sangat cocok diterapkan bagi karyawan yang memiliki bahasa kasih berupa kata-kata afirmatif (words of affirmation).
Untuk karyawan yang memiliki bahasa kasih receiving gifts, berikan saja Sodexo ePass yang dapat digunakan di lebih dari 480 merchants dan 25.500 outlets. Mereka pasti menerima bentuk apresiasi ini dan dapat menggunakannya untuk membeli tiket pesawat, tiket bioskop, atau sekadar makan di restoran.
Hubungi kami segera untuk mendapatkan voucher belanja elektronik ini. Buat mereka merasa dihargai hanya dengan Sodexo ePass setelah berhasil membuat pencapaian atau berhasil menghadapi ekspektasi atasan.